FPI : pakai topi santa claus akidah bisa jadi dangkal
PastiBayar - Anggota Front Pembela Islam (FPI) Kalimantan Selatan melaksanakan sweeping ke pusat perbelanjaan, supermarket, serta restoran di Kota Banjarmasin. Mereka melepaskan karyawan beragama Islam yang memakai topi Santa Claus atau atribut Natal yang lain.
“Itu bisa pendangkalan akidah, di cemaskan sesudah gunakan topi Santa Claus jadi ikut-ikut acara mereka (orang Nasrani). Jadi tingkah lakunya bukanlah muslim lagi, ” kata Sekretaris Jenderal DPD FPI Kalimantan Selatan Aan Kurniawan pada, Sabtu, 24 Desember 2016.
Pada Kamis, 22 Desember 2016, Aan serta belasan anggota FPI menggeruduk 15 toko retail, restoran, serta supermarket di Kota Banjarmasin. Mereka menyodorkan brosur seruan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomer 56 Tahun 2016 mengenai Hukum Memakai Atribut Keagamaan Nonmuslim.
Aan membantah aksinya mengganggu perayaan Natal. “FPI itu motornya NKRI bersyariah, tak ada niatan mengacaukan Natal serta th. baru. ”
Aan Kurniawan menuturkan pihaknya memohon dengan cara baik-baik pada tiga orang pelayan restoran Liwi’S Pizza, untuk mencopot topi Santa Claus yang digunakannya.
“Saya juga berikan surat imbauan Wali Kota Banjarmasin. Alhamdullilah mereka memahami serta ingin melepas atribut Natal, ” tuturnya.
Menurut Aan, FPI Kalimantan Selatan tak melarang orang Nasrani merayakan Natal maupun menempatkan atribut Natal ditempat usaha.
Namun, ia tegas melarang yang memiliki usaha memaksakan kehendak pada karyawan muslim untuk pakai properti Natal. Pihaknya selalu menggencarkan pengawasan ini sampai perayaan th. baru.
Seperti dipaparkan website Whychristmas. com, Santa Claus atau Sinterklas tak ada dalam ajaran agama Kristen. Dongeng Santa Claus itu memperoleh ide dari sosok Uskup St. Nicholas yang pada era ke-IV Masehi tinggal di Myra, kini sisi dari Propinsi Antalya, Turki.
St Nicholas yang mewarisi kekayaan orang tuanya, sukai menghadiahkan dengan cara diam-diam pada warga miskin ditempat tinggalnya. Kisah hidupnya itu jadi cerita pada setiap menjelang Natal di Eropa.
St. Nicholas jadi Bapak Natal dalam budaya Barat dengan beberapa sebutan, seperti Sinterklaas, Sinterklas, atau Santa Claus. Pada 1823, Henry Livingston Jr. bikin puisi berjudul A Visit from St. Nicholas atau T'was the Night before Christmas yang memperoleh ide dari St. Nicholas.
Dari puisi itu, pada 1863, Thomas Nast bikin ilustrasi Sinterklas. Puisi serta ilustrasi bikin legenda Sinterklas menebar ke semua dunia. Termasuk juga kisahnya naik kereta rusa melewati Kutub Utara serta terbang pada malam Natal untuk berikan hadiah.
Namun perusahaan raksasa Coca Cola yang berfungsi besar menebarkan propaganda mengenai Sinterklas lewat iklan-iklannya pada dasawarsa 1920-an. Produsen minuman bersoda dari Amerika Serikat itu menempatkan iklan besar-besaran, mencampurkan Sinterklas, Coca Cola, serta perayaan Natal.
0 komentar:
Posting Komentar