Toko percetakan mirip vihara d iributi warga,pemilik : "ini rumah saya,kok dilarang" ?
PastiBayar - Tiga unit rumah toko (ruko) gandeng yang sebelumnya dijadikan Toko Buku Sofmedia beralih fungsi jadi vihara di Jl Karya, Lingkungan X, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat.
Puluhan warga yang bermukim di sekitaran area melakukan tindakan bakar ban, serta menolak kehadiran vihara milik Sophia Hadyanto itu.
" Awalannya ini toko buku. Pada tanggal 30 November kemarin, mendadak saja ruko beralih jadi vihara. Jelas kami menolak lah, " kata tokoh masyarakat bernama AK Nasution, Senin (19/12/2016).
Menurut Nasution, selain permasalahan beralih fungsi, kehadiran vihara itu dekat dengan Masjid Al Muttaqin yang jaraknya cuma beberapa meter. Lalu, warga juga melayangkan surat pertanggal 2 Desember ke kantor Lurah.
" Pemiliknya ini terkesan menantang. Saat didatangi kepling, dia bilang begini, ini rumah-rumah saya. saya beli pakai duit saya. Kenapa larang-larang, " kata Nasution menirukan perkataan pemilik bangunan.
Akibat tindakan ini, jalanan di sekitaran area sempat macet. Sebab, posisi bangunan persis ada di tepi jalan raya yang sering dilewati kendaraan.
Guna mengantisipasi kericuhan, petugas Polsekta Medan Barat turun ke tempat. Kapolsek Medan Barat, Kompol Victor Ziliwu terlihat mengajak warga berdialog.
Disamping itu, pekerja Toko Buku Sofmedia membantah apabila tempatnya bekerjaberalih fungsi sebagai vihara. Menurut pekerja toko bernama Fransiska Devi, warga yang lakukan demo salah paham.
" Toko ini tetaplah toko buku. Tak ada vihara. Memang ornamennya seperti ini (vihara), " kata Fransiska yang ditemui PastiBayar didalam toko, Senin (19/12/2016) sore.
Fransiska menyampaikan, yang memiliki toko memanglah senang dengan ornamen-ornamen berbau tionghoa, berwujud naga serta patung-patung. Namun, kata dia, tak ada kemauan pemilik toko untuk mengubah tempat usahanya.
" Bisa abang lihat sendiri dalam toko ini seperti apa. Ini tetaplah jadi toko buku, " kata Fransiska.
Kapolsekta Medan Barat, Kompol Victor Ziliwu juga sempat merasa bingung. Kata Ziliwu, toko buku itu tak berubah sama sekali.
" Ini toko buku sekalian percetakan. Jadi ornamennya memang seperti ini. Ada sebagian patung, serta kebetulan pemiliknya senang yang unik, " ungkap Ziliwu.
Untuk perlihatkan kalau toko itu tetap menjadi toko buku, masyarakat sekitar sana sempat di ajak ke lantai dua. Disana, bermacam buku dijual termasuk juga buku-buku ilmu pengetahuan.
0 komentar:
Posting Komentar