Indonesia Hanya Ingin Juara,Jangan Lagi ada mafia di final AFF 2016


PastiBayar - Masih teringat di benak para pendukung indonesia/suporter pada tanggal 26 Desember 2010,langit jakarta begitu cerah secerah harapan indonesia akan meraih gelar piala AFF,kepala tegak menuju bandara soekarno hatta untuk terbang ke kuala lumpur(malaysia) dengan harapan indonesia bisa juara dan mencatat sejarah untuk pertama kalinya menjuarai piala AFF,sore hari setibanya di KLCC (malaysia),aroma intimidasi dari masyarakat malaysia sudah sangat kental terasa,beberapa orang yang dijumpai selama perjalanan timnas dari bandara ke stadion bukit jalil sudah memandang sinis,bahkan beberapa masyarakat disana berteriak "Indon takkan pulang dari sini dengan membawa kemenangan".

eskalasi antar suporter indonesia - malaysia semakin panas saat mendekati sumbu pertarungan di arena bukit jalil,keriuhan suporter indonesia yang membanjiri sekitaran stadion sepertinya memang tidak di harapkan kubu tuan rumah,bentrok pun tidak dapat dicegah,beruntung tidak ada korban jiwa,tepat pukul 19.00 waktu Kuala Lumpur,peluit kick off pun di tiup oleh wasit yang memimpin pertandingan tersebut,suporter malaysia menunjukkan superioritasnya di depan beberapa suporter indonesia yang handir tidak sampai seperempat blok dari stadion yang berkapasitas 80ribu penonton.

Sementara pertarungan sesungguhnya di atas lapangan antara Harimau Malaya dan pasukan Garuda tak kalah serunya. Aksi saling serang kedua tim membuat jantung berdetak kencang.
Indonesia pada awalnya terlihat berada di atas angin, permainan Firman Utina dkk kala itu memang sedang on fire. 15 gol dicetak skuat Garuda selama babak penyisihan.
Malaysia termasuk jadi korban keganasan Indonesia yang di babak penyisihan dilumat dengan skor telak 5-1 di Jakarta.
Sampai pada sebuah momen kedigdayaan Indonesia tiba-tiba lenyap seketika. Kesalahan Maman Abdurrahman di dalam kotak penalti tak diampuni Safee Sali untuk menjebol gawang indonesia lewat 1 golnya.tertinggal 1 gol dari malaya bukannya membuat indonesia tampil lebih ganas,malah semakin terpuruk dan berada di titik performa terbawah,2 gol tambahan akibat kesalahan penjaga gawang indonesia markus horison yang beralasan karena adanya sinar laser dari penonton malaysia membuat indonesia tersungkur dan pulang dari negeri jiran dengan kekalahan 3-0 tanpa balas.

hasil itu membuat semua orang indonesia meradang,ratusan suporter indonesia keluar dari stadion bukit jalil dengan perasaan dan hati yang hancur dan kecewa,semakin terasa sesak di dada ketika melihat suporter malaya berpesta pora merayakan kemenangan di setiap sudut kota di malaysia,tak jarang kata kasar dan mengejek keluar dari mulut suporter malaysia kepada suporter indonesia,

Walau masih ada harapan untuk juara karena leg ke-2 bakal berjalan di Jakarta, namun energi besar itu terasa sudah hilang lenyap ditelan bumi dengan kekalahan telak tiga gol tanpa balas di leg pertama.
Benar saja, pada leg ke-2 Indonesia cuma sanggup menang 2-1 di Jakarta yang artinya kalah agregat 4-2 sekaligus harus ikhlas melihat Malaysia berpesta juara di tanah Indonesia. Sungguh sakit rasanya Garuda di dada ini dicabik-cabik terkaman Harimau Malaya.
Kekalahan pilu ini kemudian membuat keadaan saling curiga siapa yang perlu bertanggungjawab atas kekalahan memalukan itu? Mulai terlihat desas-desus kalau ada kekuatan besar di belakang layar yang berniat membuat Indonesia kalah 3-0 di Malaysia.
Ada yang menuding pertandingan di Malaysia itu sudah dijual ke bandar judi jaringan internasional yang ada di Malaysia dan bekerja sama dengan beberapa mafia bola di Indonesia.
Sebagian skuat Timnas Indonesia juga dituding sudah menerima suap dari kaki tangan bandar judi itu. Kejanggalan juga tampak dari tim pelatih Indonesia yang waktu itu juga dilatih Alfred Riedl.
Pelatih gaek asal Austria juga tidak luput dari sorotan publik dari mulai aksinya sepanjang di Malaysia yang dinilai kurang bergairah sampai dia menyebutkan keresahannya kalau ada orang luar masuk ke loker room pemain sebelum pertandingan di mulai.
Yang buat aneh lagi, Riedl beberapa hari kemudian meralat ucapannya itu dengan menyebutkan kalau kekalahan Indonesia dari Malaysia murni akibat kekalahan kwalitas permainan.

Kejadian sinar laser ke muka Markus Horison juga dibesar-besarkan sebagai salah satu alibi untuk menangkis opini ada tangan kotor bermain dibalik kekalahan Indonesia.
Waktu berlalu, tidak ada yang dapat membuka apa yang sesungguhnya berlangsung di final AFF 2010. Kejadian ini menguap begitu saja menjadi sebuah misteri sampai waktu ini seperti susahnya mendapatkan jawaban kenapa Indonesia belum pernah juara AFF? Ini seperti telah menjadi sebuah kutukan untuk Indonesia yang seringkali dijuluki tim spesialis finalis tanpa ada mahkota juara.
Semalam kita melihat perjuangan mengagumkan anak bangsa untuk kembali tampil di partai final pagelaran bergengsi sepakbola se-Asia Tenggara. Kegigihan serta perjuangan tanpa ada letih dipertunjukkan skuat Garuda untuk melangkahi Vietnam supaya dapat melaju ke final.
Ambisi itupun terwujud, melalui satu pertandingan penuh drama, Indonesia pada akhirnya menang dengan agregat 4-3 serta memiliki hak tampil di final AFF 2016. Harapan untuk mengakhiri dahaga gelar pun kembali membahana di setiap anak bangsa dan para penggila bola di tanah air.
Hari-hari ke depan publik Indonesia di pastikan bakal ramai dengan perbincangan harapan Indonesia juara AFF untuk pertama kalinya. Dan, kebanyakan momentum tersebut yang digunakan para mafia bola untuk memperoleh keuntungan haram.
Sungguh begitu tercela kalau di final AFF 2016 ini muncul lagi misteri yang dikarenakan tingkah para mafia tidak bertanggung-jawab. Rakyat Indonesia sesungguhnya sudah terlalu capek melihat tingkah kotormu wahai para mafia bola.
Terlebih ini adalah final ke-5 Indonesia mulai sejak tahun 2000 silam. Di empat final AFF sebelumnya Indonesia selalu gagal jadi juara, 2 x kalah dari Thailand, sekali kalah dari Singapura dan sekali dari Malaysia.
Melihat track record itu, tentunya harapan tahun ini Indonesia menjuarai AFF begitu besar.
Siapapun lawannya, mau Thailand ataupun Myanmar jika semangat juang terus dijaga kesempatan juara juga bakal terjaga.
Serta yang terpenting lagi sudah menjadi pekerjaan kita semuanya mengawasi, memelihara serta menghindari sepakbola Indonesia dari para mafia yang mungkin saja sekarang ini tengah mencari langkah untuk memperoleh celah menguasai final AFF 2016 agar sesuai dengan keinginan nafsu serakah mereka.

Share on Google Plus

About PastiBayar

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar